ASUHAN KEPERAWATAN
USILA DENGAN HIPERTENSI
1. Pengertian
Hipertensi
merupakan gangguan kesehatan yang ditandai adanya tekanan sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi 90 mmHg.
2. Etiologi
Hipertensi
dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor antara lain:
- Kelelahan - Proses penuaan
- Keturunan - Diet yang tidak
seimbang
- Stress - Sosial budaya
Akibat/
komplikasi dari penyakit hipertensi:
Gagal
jantung, gagal ginjal, stroke (kerusakan otak), kelumpuhan.
3. Patofisiologi
Kerja jantung
terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan perifer. Curah
jantung pada penderita hipertensi umumnya normal. Kelainannya terutama pada
peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena
vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah
tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai
perubahan-perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan
tunika interna dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan
hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi
sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya
sklerosis koroner.
4. Tanda dan gejala
- Sakit kepala - Perdarahan
hidung
- Vertigo - Mual
muntah
- Perubahan penglihatan - Kesemutan pada kaki dan tangan
- Sesak nafas - Kejang atau koma
- Nyeri dada
1. Data dasar pengkajian klien dengan
hipertensi
- Aktifitas/ istirahat
Gejala:
Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda:
Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung
- Sirkulasi
Gejala:
Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner.
Tanda:
Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disarythmia.
- Integritas Ego
Gejala:
Ancietas, depresi, marah kronik, faktor-faktor stress.
Tanda:
Letupan suasana hati, gelisah, otot mulai tegang.
- Eliminasi
Riwayat
penyakit ginjal, obstruksi.
- Makanan/ cairan
Gejala:
Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual,
muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda: Berat badan normal atau
obesitas, adanya oedem.
- Neurosensori
Gejala:
Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.
Tanda:
Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina
optik.
Respon
motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan.
- Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala:
Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
- Pernafasan
Gejala:
Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/ tanpa
sputum, riwayat merokok.
Tanda: Bunyi nafas tambahan, cyanosis,
distress respirasi/ penggunaan alat bantu pernafasan.
- Keamanan
Gejala:
Gangguan koordinasi, cara brejalan.
2. Pemeriksaan Diagnostik
- Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah
sel-sel terhadap volume cairan (viskositas).
- BUN: memberi informasi tentang fungsi
ginjal.
- Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
- Kalsium serum
- Kalium serum
- Kolesterol dan trygliserid
- Px tyroid
- Urin analisa
- Foto dada
- CT Scan
- EKG
Prioritas
keperawatan:
- Mempertahankan/ meningkatkan fungsi
kardiovaskuler.
- Mencegah komplikasi.
- Kontrol aktif terhadap kondisi.
- Beri informasi tentang proses/
prognose dan program pengobatan.
3. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Faktor
resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya
hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
1. Mengatur diet agar berat badan tetap
ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, Diabetes
Mellitus, dsb.
2. Dilarang merokok atau menghentikan
merokok.
3. Merubah kebiasaan makan sehari-hari
dengan konsumsi rendah garam.
4. Melakukan exercise untuk mengendalikan
berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan
sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
- Pengelolaan secara menyeluruh bagi
penderita baik dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti pada
pencegahan primer.
- Harus dijaga supaya tekanan darahnya
tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil mungkin.
- Faktor-faktor resiko penyakit jantung
ischemik yang lain harus dikontrol.
- Batasi aktivitas.
4. Kemungkinan Diagosa Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan:
Intoleran
aktivitas sehubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan O2.
Tujuan/
kriteria:
- Berpartisipasi dalam aktifitas yang
diinginkan/ diperlukan.
- Melaporkan peningkatan dalam toleransi
aktifitas yang dapat diukur.
- Menunjukkan penurunan dalam
tanda-tanda intoleransi fisiologi.
Intervensi:
- Kaji respon terhadap aktifitas.
- Perhatikan tekanan darah, nadi selama/
sesudah istirahat.
- Perhatikan nyeri dada, dyspnea, pusing.
- Instruksikan tentang tehnik menghemat
tenaga, misal: menggunakan kursi saat mandi, sisir rambut.
- Melakukan aktifitas dengan
perlahan-lahan.
- Beri dorongan untuk melakukan
aktifitas/ perawatan diri secara bertahap jika dapat ditoleransi.
- Beri bantuan sesuai dengan kebutuhan.
Diagnosa
Keperawatan:
Nyeri
(akut), sakit kepala sehubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Hasil
yang diharapkan: melapor nyeri/ ketidaknyamanan berkurang.
Intervensi:
- Pertahankan tirah baring selama fase
akut.
- Beri tindakan non farmakologik untuk
menghilangkan nyeri seperti pijat punggung, leher, tenang, tehnik relaksasi.
- Meminimalkan aktifitas vasokonstriksi
yang dapat meningkatkan nyeri kepala,misal: membungkuk, mengejan saat buang air
besar.
- Kolaborasi dalam pemberian analgetika,
anti ancietas.
I. Diagnosa Keperawatan
Kerusakan
mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan fungsi motorik sekunder
terhadap kerusakan neuron motorik atas.
Kriteria:
Klien
akan menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas.
Intervensi:
1) Ajarkan klien untuk melakukan latihan
rentang gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit pada sedikitnya empat
kali sehari.
R/ Rentang gerak aktif meningkatkan
massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.
2) Lakukan latihan rentang gerak pasif
pada ekstremitas yang sakit tiga sampai empat kali sehari. Lakukan latihan
dengan perlahan untuk memberikan waktu agar otot rileks dan sangga ekstremitas
di atas dan di bawah sendi untuk mencegah regangan pada sendi dan jaringan.
R/ Otot volunter akan kehilangan tonus
dan kekuatannya bila tidak digunakan. Kontraktur pada otot fleksor dan adduktor
dapat terjadi karena otot ini lebih kuat dari ekstensor dan abduktor.
3) Bila klien di tempat tidur lakukan
tindakan untuk meluruskan postur tubuh.
R/ Mobilitas dan kerusakan fungsi
neurosensori yang berkepanjangan dapat menyebabkan kontraktur permanen.
4) Siapkan mobilisasi progresif.
R/ Tirah baring lama atau penurunan
volume darah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah tiba-tiba (hipotensi
orthostatik) karena darah kembali ke sirkulasi perifer. Peningkatan aktivitas
secara bertahap akan menurunkan keletihan dan peningkatan tahanan.
5) Secara perlahan bantu klien maju dari
ROM aktif ke aktivitas fungsional sesuai indikasi.
R/
Memberikan dorongan pada klien untuk melakukan secara teratur.
II. Diagnosa Keperawatan
Resiko
tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang, motorik
atau persepsi.
Kriteria
hasil:
- Mengidentifikasi faktor yang
meningkatkan resiko terhadap cedera.
- Memperagakan tindakan keamanan untuk
mencegah cedera.
- Meminta bantuan bila diperlukan.
Intervensi:
1) Lakukan tindakan untuk mengurangi
bahaya lingkungan.
R/
Membantu menurunkan cedera.
2) Bila penurunan sensitifitas taktil
menjadi masalah ajarkan klien untuk melakukan:
- Kaji suhu air mandi dan bantalan
pemanas sebelum digunakan.
- Kaji ekstremitas setiap hari terhadap
cedera yang tak terdeteksi.
- Pertahankan kaki tetap hangat dan
kering serta kulit dilemaskan dengan lotion emoltion.
R/ Kerusakan sensori pasca CVA dapat
mempengaruhi persepsi klien terhadap suhu.
3) Lakukan tindakan untuk mengurangi
resiko yang berkenaan dengan pengunaan alat bantu.
R/ Penggunaan lat bantu
yang tidak tepat atau tidak pas dapat meyebabkan regangan atau jatuh.
4) Anjurkan klien dan keluarga untuk
memaksimalkan keamanan di rumah.
R/ Klein dengan masalah mobilitas,
memerlukan [emasangan alat bantu ini dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar