TINJAUAN
KASUS
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum
:
1. Nama
Kepala Keluarga : Bapak Kamsir (Umur : 66 tahun).
2.
Alamat dan Telepon :
Gunung Anyar Lor, RT 01, RW 01 Kel. Gunung Anyar.
3.
Pekerjaan Kepala Keluarga : Tukang batu dan
kayu.
4.
Pendidikan Kepala Keluarga : SD tidak tamat.
5.
Komposisi Keluarga :
No
|
Nama
|
Jenis
Kelamin
|
Hubungan
dengan KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Ibu Zuroh
Abdul Anas
Abdul Somat
Habibie
Indahtul.
A
|
P
L
L
L
P
|
Isteri
Anak
Anak
Anak
Anak
|
40
th
18
th
17
th
11
th
8 th
|
SD
STM
SMU
SD
SD
|
Genogram
:
Keterangan
:
:
Laki-Laki
: Perempuan
:
Klien
:
Meninggal Laki-laki
:
Meninggal Perempuan
6.
Tipe Keluarga.
Keluarga inti terdiri dari Pak Kamsir, Ibu
Kamsir dan keempat anak kandung.
7.
Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Pak Kamsir berasal dari
Blitar dan Ibu Kamsir asli Rungkut Surabaya.
8.
Agama.
Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak
ada keyakinan yang berdampak buruh pada status kesehatan.
9.
Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga perbulan > Rp.
500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja Pak Kamsir jika kondisinya sehat,
usaha Bu Kamsir membutat krupuk dan 4 buah kamar dikostkan. Pak Kamsir dan Ibu
mengatakan dari penghasilan yang ada cukup unuk biaya makan, minum, berobat dan
beli pakaian serta biaya sekolah anak.
10. Aktifitas
Rekreasi Keluarga.
·
Anak-naka kadang memancing, bermain dan
berkunjung ke rumah teman, mendengar radio dan menonton TV bersama Pak Kamsir
dan Ibu.
·
Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili Pak
Kamsir di Blitar atau bersendagurau dengan penghuni kost.
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1.
Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia remaja.
2.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Anak I berusia 18 tahun dan sedang
sekolah. Bapak dan Ibu Kamsir mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya
bersifat terbuka dan masing-masing anak tahu akan tugas dan kewajibannya.
3.
Riwayat keluarga inti :
Bapak dan Ibu Kamsir mengatakan
tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan tertentu. Hanya pada usia mudanya
pak Kamsir pernah menderita penyakit batu ginjal yang sedianya akan dioperasi
dokter, tetapi akhirnya hancur sendiri tanpa operasi. Mengenai anak-anak
dikatakan tidak pernah menderita penyakit berat tertentu, kecuali demam, batuk
pilek biasa. Saat ini pak Kamsir sedang menderita penyakit “BRONCHITIS
KRONIS” berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung Anyar sejak lebih dari
2 tahun lalu.
4.
Riwayat keluarga sebelumnya :
Pak Kamsir mempunyai saudara 5
orang dan Pak Kamsir anak bungsu (ke enam). Ke empat saudaranya masih hidup
kecuali anak ke lima sudah meninggal dengan riwayat sakit yang tidak diketahui
persis. Ibu Kamsir mempunyai saudara 4 orang denan Ibu Kamsir sebagai anak
bungsu (ke lima). Anak sulung sudah meninggal dengan riwayat sakit yang juga
tidak diketahui persis.
III. Lingkungan
1. Karakteristik
rumah :
Luas
rumah 48 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 4 m. terdiri dari 2 kamar
tidur, satu kamar mushola, satu WC, satu kamar mandi, tanpa gudang, satu biuah
dapur dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah terdapat diruang
tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang tengah menghadap ke
utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur masing-masing satu buah. Secara
umum sistem ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah sangat kurang.
Barang-barang diletakkan dilorong/ruang tengah dan di ruang belakang depan
dapur dan mushola. Tidak mempunayi septi tank. WC permanent dibuat saluran
pembuangan langsung ke kali kecil di belakang rumah. Sumebr air minum dari PAM
yang dibeli secara ecertan (tidak berupa pipa permanent). Sumber air bersih
untuk memcuci digunakan sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar
sehingga banyak asap dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel
dengan kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki
sehingga kesanya banya debu/tanah.
Denah
Rumah :
|
|
|
|
D
|
RT
|
||
KK
|
KK
|
KK
|
KK
|
M
|
KT
II
|
KT
I
|
|
Keterangan
:
RT =
Ruang Tamu
KT =
Kamar Tidur
M =
Mushola
D =
Dapur
KK =
Kamar Kost.
2.
Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga
pak Kamsir bertetangga dengan satu keluarga Polisi dan lainnya wiraswasta.
Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat beribadah kebiasaan
kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga
dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung mengunjung dilakukan bila hari
raya Agama.
3.
Mobilitas geografis keluarga :
Keluarga
ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Bapak dan Ibu Kamsir
kebanyakan berada di rumah selama Pak Kamsir masih sakit. Ibu Kamsir setiap dua
hari sekali pergi kewarung-warung di dekat rumah untuk menitip kerupuk.
Anak-anak aktif ke sekolah pada siang hari.
4.
Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga
Pak Kamsir aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak dan Ibu. Sedangkan
anak-anak aktif kegiatan ngaji dan remaja masjid dan sebagai anggota pondok
pesantren.
5.
Sistem pendukung keluarga :
Ibu
Kamsir dan keempat anaknya sehat-sehat saja. u Kamsir dan keempat anaknya
sehat-sehat saja. Selama ini yang aktif merawat Pak Kamsir hanya ibu kamsir
sendiri. Pak Kamsir dan ibu mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua
atau untuk membiayai kesehatan. Jarak rumah degan fasilitas kesehatan terdekat
yaitu Puskesmas ± 500 m. Adanya kegiatan jimpitan kelompok yang bisa dipakai
untuk biaya kesehatan. Selain itu Pak Kamsir mengatakan untuk biaya
pengobatannya kadang-kadang dibantu oleh saudara-saudara ibu Kamsir termasuk
memberikan dorongan agar mencari pengobatan secara teratur. Saat ini Pak Kamsir
lebih memilih pada Tabib secara alternatif.
IV. Struktur Keluarga
1. Pola
Komunikasi Keluarga :
Pak Kamsir dan
Ibu mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka. Menurut Pak
Kamsir, kadang-kadang menegur dengan keras kepada anak-anaknya yang melalaikan
tugas-tugas sekolah atau terlambat pulang makan kalau bertandang ke rumah
teman.
2. Struktur
Peran Keluarga :
Pak Kamsir
mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena itu tidak mempunyai
peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di masyarakat. Kecuali terhadap
anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga pergaulan yang baik agar tidak
terjerumus dalam perbuatan yang merusak citra keluarga.
3. Struktur
Peran (formal dan informal) :
Pak Kamsir hanya
sebagai anggota Takmir Masjid sedangkan ibu Kamsir sebagai anggota organisasi
Fatayat.
4. Nilai
dan Norma Keluarga :
Keluarga
memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor magis dan
lainnya. Menurut pak Kamsir hal magis memang ada tetapi tidak terlalu
diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah menyusahkan orang
lain.
Menurut pak
Kamsir, ... selama ini banyak orang beranggapan bahwa magis merupakan keadaan
yang menakutkan sehingga kalau sakit lebih suka ke dukun terutama penyakit yang
tak kunjung sembuh. Pada hal menurut paka Kamsir kita harus teguh pada
keyakinan agama. Oleh karena itu keluarganya sering berobat ke sarana kesehatan
bila sakit. Namun sakitnya pak Kamsir karena harus berobat rutin ke dokter
dimana harga obat semakin mahal sehingga akhir-akhir ini lebih cenderung
berobat ke Tabib dengan menggunakan pengobatan alternatif. Di samping itu
menurut pak Kamsir dan ibu sebagaimanapandangan umum masyarakat disekitarnya
bahwa obat yang diperoleh dari puskesmas sangat terbatas/sederhana sehingga
sakit seperti pak Kamsir dianggap sulit sembuh walaupun awalnya sempat berobat
beberapa kali ke puskesmas Gunung Anyar. Terhadap kebiasaan pak Kamsir yang
kadang-kadang masih merokok, ibu Kamsir mengatakan saya serahkan pada keadaan
bapak sendiri yang merasakannya. Kalau sering ditegur malah marah-marah.
Menurut pak Kamsir sendiri mengatakan merokok hanya sesekali saja bukan setiap
saat, itu buu tergantung pada kondisinya. Kadang-kadang berobat ke dokter
praktek dengan berpindah-pindah.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi
Afektif :
Menurut
Pak Kamsir dan ibu serta kedua anak yang sudah remaja Zuroh dan Abdul Anas,
mereka memandang dirinya masing-masing layaknya manusia normal lainnya. Kecuali
pak Kamsir mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-sakitan sementara
anak-anaknya masih kecil. Ibu Kamsir mengatakan keluarganya saling menghormati
satu sama lain dan tetap mempertahankan keharmonisan keluarga.
2. Fungsi
Sosial :
Menurut
keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan agamis muslim yang
taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas keagamaan.
3. Fungsi
Perawatan Kesehatan :
Secara
Umum keluarga masih belum mampu mengenal karakteristik penyakit Bronkitis
Kronis yang diderita pak Kamsir, Dalam mengambil keputusan tindakan
kesehatan masih lemah, kemampuan memberikan perawatan pada pak Kamsir masih
kurang, kemampuan menciptakan lingkungan yang meningkatkan status kesehatan
masih kurang, demikian juga dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup
baik tetapi tidak konsisten.
4. Fungsi
Reproduksi :
Pak
Kamsir mempunyai 4 orang anak dan mengatakan tidak ingin punya anak lagi. Ibu
Kamsir berumur 40 tahun dan mengatakan belum berhenti haid tetapi pasangan ini
tidak mengikuti program KB. Menurut ibu Kamsir, selain karena takut juga pada
pak Kamsir sudah tua dan sakit-sakitan sehingga hampir tidak pernah melakukan
hubungan suami istri. Menurut pak Kamsir dan ibu, keduanya bisa menerima
keadaan seperti ini selain karena anak-anaknya semakin besar juga harus bisa
menerima kenyataan hidup.
5. Fungsi
Ekonomi :
Pak
Kamsir mengatakan kondisi akan keluarga saat ini menurun draktis sejak
kondisinya sakit-sakitan. Oleh karena itu pemanfaatan keuangan seefisien
mungkin.
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor
Jangka Pendek dan panjang :
Menurut
Pak Kamsir, sejak ± 6 bulan terakhir ini sering memikirkan keadaannya yang
semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya semua masih sekolah, belum
ada yang bekerja. Tetapi Pak dan ibu Kamsir mengaakan tidak terlalu cemas
karena semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.
2. Kemampuan
Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Selain
kepasrahannya, pak Kamsir berharap anaknya Zuroh cepat mendapat pekerjaan
setamat STM nanti.
3. Strategi
Koping Yang Digunakan :
Pak
Kamsir bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan problem keluarga dengan
kadang-kadang melibatkan anaknya Zuroh sebagai anak sulung. Selain itu pak
Kamsir dan ibu mengatakan disamping berusaha juga berpasrah pada kehendak Yang
Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat mendesak, keluarga ibu Kamsir selalu
dimintai bantuan.
4. Strategi
Adaptasi Disfungsional :
Menurut
Bapak dan ibu Kamsir, anak sulung Zuroh mulai belajar merokok. Tetapi menurut
Zuroh sendiri, hal itu dilakukannya hanya sebatas penampilan sebagai anak muda
untuk melepas ketegangan. Selama ini tidak pernah membeli rokok dari uang
pemberian orang tua kecuali diberi teman-temannya.
VII. Pemeriksaan Fisik.
·
Pak Kamsir : T : 120/80, N : 72x/m, S : 365c.
Retraksi +, suara parau, agak kurus, mengeluh sesak napas, siamosis -, sering
batuk berlendir.
·
Ibu Kamsir : T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.
VIII. Harapan
Keluarga.
Pak Kamsir dan ibu berharap sesekali
petugas puskesmas mau berkunjung seperti ini sehingga keluarganya bisa memahami
norma-norma kesehatan. Selain itu pengobatan di puskesmas kalau bisa lebih
lengkap lagi terutama untuk penyakit-penyakit kronis.
Ø
Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa
Keperawatan
Data
Subyektif :
·
Pak Kamsir mengatakan sedang menderita penyakit Bronchitis
Kronis sejak lebih dari 2 tahun lalu berdasarkan diagnosa dokter puskesmas
Gunung Anyar. Sakitnya sering kumat-kumatan dengan gejala : Batuk-batuk
berlendir terutama malam hari atau terkena udara dingin, sesak napas, suara
parau, kadang-kadang disertai panas badan, badan lemah dan pusing.
·
Akhir-akhir ini sering menggunakan pengobatan
alternatif ke Tabib karena berobat ke dokter semakin mahal sementara
pengobatana di puskesmas tidak cukup obatnya.
·
Sering berpindah-pindah dokter.
·
Pak Kamsir mengatakan masih merokok sesekali.
Data Obyektif :
·
Ventilasi rumah kurang akurat.
·
Kebiasaan keluarga memasak menggunakan kayu
bakar sehingga banyak asap dalam rumah.
·
Lantai rumah hanya disapu, jarang dipel,
kebiasaan keluarga ke luar masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga banyak
debu/tanah bertebaran.
·
Pak Kamsir nampak kurus disertai retraksi + saat
bernapas.
Ø
Perumusan Masalah.
Resiko tinggi
bertambah memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang diderita pak
Kamsir.
Etimologi
:
·
Ketidakmampuan mengenal karakteristik penyakit Bronchitis
Kronis dan perawatannya.
Diagnosa
Keperawatan 1
Resiko tinggi
bertambah memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang diderita Pak
Kamsir berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik
penyakit dan perawatannya.
Data Subyektif :
·
Ibu Kamsir mengatakan belum berhenti haid.
·
Tidak menjadi apsetor KB selain karena takut
juga ibu Kamsir mengatakan hampir tidak pernah melakukan hubungan suami istri
dengan pak Kamsir suaminya selain karena pak kamsir sudah tua juga
sakit-sakitan. Meskipun demikian pak Kamsir maupun ibu Kamsir mengatakan dapat
menerima keadaan tersebut tanpa melakukan hubungan suami istri.
·
Keduanya mengatakan tidak ingin mempunyai anak
lagi.
Data Obyektif :
·
Mempunyai 4 orang anak dengan usia anak pertama
18 tahun, laki-laki, dan yang bungsu 8 tahun, perempuan.
·
Ibu Kamsir nampak sehat dan segar.
Ø
Perumusan Masalah.
Resiko tinggi
terjadinya kehamilan diluar rencana.
Etiologi :
Ketidak
mampuan mengenal program KB.
Diagnosa
Keperawatan 2.
Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu
Kamsir diluar rencana berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal program KB.
Data Subyektif :
·
Keluarga mengatakan mempunyai WC tetapi tanpa
septi tank. Sistem penyalurannya langsung ke kali kecil dibelakang rumah.
Data Obyektif :
·
Kondisi WC tanpa septi tank.
·
Sistem penyaluran dibuang langsung ke kali kecil
dibelakng rumah.
·
Air kali mengalir menyusuri perkampungan.
Ø
Perumusan Masalah
Resiko tinggi
terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga.
Etiologi :
Ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan
menciptakan lingkungan rumah sehat.
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko tinggi terjadinya penularan
penyakit saluran pencernaan bagi keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah sehat.
B. Perencanaan
Untuk
menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga
pak Kamsir terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai
berikut :
1.
Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi bertambah
memburuknya penyakit Bronchitis Kronis yang diderita Pak Kamsir
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit dan
perawatannya.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah adalah keadaan kurang/tidak sehat dan
memerlukan tindakan segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan
masalah dapat dijangkau keluarga.
|
3.
|
Potensi untuk mence-gah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Masalah dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan
dapat dilakukan pak Kamsir dan keluarga dengan memperbaiki perilaku hidup
sehat.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
½ x 1
|
1/2
|
Keluarga menyadari adanya masalah tetapi tidak
didukung dengan pemahaman yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit.
|
|
Total Skor
|
|
4 1/2
|
|
2. Resiko
tinggi terjadinya kehamilan ibu Kamsir diluar rencana berhubungan dengan
ketidakmampuan mengenal program KB.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani
segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Untuk menjadi aseptor KB dengan mengguna-kan
kontrasepsi mungkin sulit bagi pasangan tetapi menggunakan metode ka-lender
melalui pemaha-man siklus haid dapat diajarkan tanpa biaya mahal.
|
3.
|
Potensi untuk mence-gah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Dengan menggunakan metode kalender yang sifatnya mudah
dan mu-rah, pasangan dapat le-luasa berhubungan seks.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
1/2 x 1
|
1/2
|
Bapak dan ibu Kamsir mengatakan dapat mene-rima
keadaan hidup tanpa berhubungan seks lagi.
|
|
Total Skor
|
|
4 1/6
|
|
3. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit
saluran pencernaan bagi keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah sehat.
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenahan
|
1.
|
Sifat masalah
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani
segera.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat diubah
|
2/2 x 2
|
2
|
Untuk membuat septi tank permanent tidak terlalu
membutuhkan bia-ya mahal lagipula keluar-ga dapat menabung sedi-kit demi
sedikit apalagi pak Kamsir sendiri se-orang tukang batu.
|
3.
|
Potensi untuk mence-gah masalah
|
3/3 x 1
|
1
|
Resiko terjadinya penula-ran penyakit saluran
pen-cernaan dapat dicegah bagi keluarga.
|
4.
|
Menonjolnya masalah
|
0/2 x 1
|
0
|
|
|
Total Skor
|
|
4 1/6
|
|
PELAKSANAAN
PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
No
|
Diagnosa
Kp. Keluarga
|
Tujuan
Khusus
|
Tgl
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1.
|
Resti bertambah memburuknya
penyakit Bronchitis Kronis yang diderita pak Kamsir b/d ketidakmampuan
keluarga mengenal karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan
perawatannya.
|
1.
Keluarga mengenal karakteristik penyakit Bronchitis
Kronis.
|
5-6-01
|
·
Menggali pengetahuan keluarga tentang karakteristik
penyakit Bronchitis Kronis.
·
Menggali pengetahuan keluarga tentang cara-cara
perawatan di rumah.
·
Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit
Bronchitis Kronis dan perawatannya yang meliputi :
- Pengertian
Bronchitis Kronis.
- Penyebab.
- Cara
memberikan perawatan di rumah.
·
Menanyakan kembali materi diskusi tentang
karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
|
·
Keluarga hanya mengenalnya sebagai jenis penyakit
saluran pernapasan.
·
Keluarga hanya bisa mengandalkan obat dokter atau
pengobatan alternatif dari Tabib.
·
Keluarga mengerti.
·
Keluarga (pak Kamsir) mampu menjawab dengan baik.
|
|
|
2.
Keluarga membuat keputusan yang tepat tentang upaya
pengobatan pak Kamsir ke Sarana kesehatan dan sanggup memberikan perawatan
yang baik dan benar serta pak Kamsir mengatakan bersedia berhenti merokok.
|
|
Membantu menyokong keluarga
membuat keputusan yang tepat tentang upaya pengobatan ke sarana kesehatan dan
kemampuan memberikan perawatan di rumah serta pak Kamsir sendiri mampu
membuat keputusan untuk berhenti merokok.
|
Keluarga mampu membuat keputusan
dan pak Kamsir menyatakan bersedia berhenti merokok.
|
|
|
3. Keluarga
sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu oleh perawat.
|
7-6-01
|
·
Meyakinkan keluarga akan manfaat lantai bersih dan
terhindar dari debu/tanah.
·
Meyakinkan pak Kamsir akan bahaya merokok terhadap
penyakit yang diderita.
·
Meyakinkan keluarga akan bahaya dapur terutama bagi
pak Kamsir.
|
-
Pak Kamsir sudah dirawat/opname di RSUD Dr. Soetomo
dengan Diagnose : Gagal jantung kanan. Saat dirawat pak Kamsir sedang
terpasang O2 dan Infus Nacl 0,9%. (di Ruang Cardiologi).
|
DAFTAR
PUSTAKA
Bailon G.
Salvicion & Maglaya Arracelis. Perawatan Kesehatan Keluarga.
Copyriche 1978. UP Coleege of Nursing. Dillman. Quezon City. Philippines.
Jakarta. 1989.
Depkes RI. Tata
Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1987.
________ Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Seri
C. Jakarta. 1994.
Fakultas
Keparawatan Universitas Indonesia. Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan
Keperawatan Keluarga. Jakarta. 2000.
RENCANA
PERAWATAN KELUARGA PAK KAMSIR
TANGGAL
01 JUNI 2001
No
|
Diagnosis Kep. Keluarga
|
Tujuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Rencana Intervensi
|
||
Umum
|
Khusus
|
Kriteria
|
Standart
|
|
||
|
Resiko
tinggi bertam-bah memburuknya pen-yakit Bronchitis Kronis yang
diderita pak Kamsir berhubungan dengan ketidakmam-puan keluarga menge-nal
karakteristik penya-kit dan perawatannya.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, keadaan penyakit pak Kamsir berangsur
membaik.
|
1.
Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakit Bronchitis Kronis.
|
Verbal
|
a. Pengertian Bronchitis Kronis.
b. Penyebab :
· Merokok
·
Serangan Bronchitis
Kronis berulang.
·
Radang hidung.
·
Penyakit saluran
Pernapasan lain disertai penumpukan dahak.
·
Menjawab pertanyaan
dengan baik dan benar.
|
1. Galih pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis dan perawatannya.
2. Diskusikan bersama tentang karakteristik penyakit Bronchitis Kronis
dan perawatannya.
3. Berikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan gambar, brosur dan
sebagainya.
4. Dengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.
5. Tanggapi pertanyaan dengan sabar.
6. Bimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah diberikan.
7. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik dan benar.
|
|
|
|
2.
Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pe-ngobatan pak
Kam-sir ke sarana kese-hatan dan bersedia memberikan pera-watan yang baik dan
benar dan pak Kamsir menyata-kan bersedia ber-henti merokok.
|
Verbal
|
Keputusan
yang dibuat keluarga dan pak Kamsir sendiri
|
1. Diskusikan alternatif untuk
mengatasi masalah yaitu :
- Pentingnya berobat teraur ke sarana kesehatan.
- Modifikasi lingkungan agar pak Kamsir terhindar dari asap dapur.
- Resiko jika pak Kamsir tetap merokok.
- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.
- Manfaat lantai rumah bersih dan terhindar dari debu/tanah.
2. Beri dorongan kepada keluarga dan pak Kamsir untuk membuat keputusan.
3. Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar sebaliknya beri
koreksi atas keputusan keliru.
|
|
|
|
3. Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi
sewaktu-waktu.
|
Perilaku
|
-
Lantai rumah dipel bersih.
- Pak
Kamsir telah berhenti merokok.
-
Terhindar dari asap dapur.
|
1. Jelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.
2. Jelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi tidak
sesuai dengan keputusan yang telah dibuat keluarga.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar