BAB II
PENYAKIT
JANTUNG REMATIK
A.Anatomi Jantung
Jantung terletak dirongga toraks
sekitar garis tengah antara sternum disebelah anterior dan vertebra disebelah
posterior. Jantung memiliki pangkal lebar disebelah atas dan meruncing
membentuk ujung yang disebut apeks didasar. Sewaktu jantung berdenyut
(kontraksi) secara kuat, apeks membentur bagian dalam dinding dada disisi kiri.
Kenyataan bahwa jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan
vertebra digunakan sebagai bagian dari resusitasi jantung paru pada tindakan
penyelamatan3.
Jantung dibagi menjadi
separuh kanan dan kiri, yaitu atria (atrium, tunggal) menerima darah
yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke ventrikel yang memompa
darah dari jantung keseluruh tubuh. Pembuluh yang mengembalikan darah dari
jaringan ke atria adalah vena (V.kava), dan pembuluh yang mengangkut
dari menjauhi ventrikel menuju jaringan adalah arteri (Aorta
abdominalis). Kedua belah jantung dipisahkan oleh septum, otot kontinyu
yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung3.
Adanya empat katup jantung memastikan
darah mengalir satu arah. Empat katup jantung terdiri dari katup
atrioventrikuler (AV) kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut juga katup
trikuspid karena terdiri dari tiga buah katup dan katup AV kiri terdiri
dari dua buah katup disebut juga katup bikuspid atau katup mitral.
Dua katup lainnya, katup aorta dan katup pulmonalis, keduanya
dikenal dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang
masing-masing mirip separuh bulan. Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh tali
fibrosa yang disebut korda tendinae. Tali-tali ini melekat ke otot
papilaris 3. Letak katup trikuspid letaknya setinggi ICS IV
parasternal kiri, katup bikuspid/ mitral letaknya setinggi ICS V
medioklavikularis kiri, katup aorta letaknya setinggi ICS II parasternal kanan dan
katup pulmonal letaknya ICS II parasternal kiri.
B.Fisiologi jantung
Darah yang kembali dari sirkulasi
sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena-vena besar yang dikenal dengan vena
kava. Darah yang masuk ke atrium kanan kembali dari jaringan tubuh kaya
karbondioksida. Darah tersebut mengalir dari atrium kanan ke ventrikel kanan
dan memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Didalam paru
CO2à
O2 dan dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah dari
atrium kiri mengalir ke dalam ventrikel kiri dan memompa ke semua sitem tubuh
kecuali paru. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah
aorta abdominalis.
Sirkulasi paru adalah sistem yang memiliki tekanan dan
resistensi yang rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem dengan
tekanan dan resistensi yang tinggi. Walaupun sisi kiri dan kanan jantung
memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih
besar karena harus memompa dalam resistensi yang tinggi. Dengan demikian otot
jantung sebelah kiri jauh lebih tebal daripada otot jantung sebelah kanan.
Katup
jantung membuka dan menutup secara pasif karena adanya perbedaan tekanan.
Katup-katup ini terbuka ketika tiap-tiap tekanan ventrikel kanan dan kiri
melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis, selama ventrikel berkontraksi
dan mengosongkan isisnya. Katup tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan
ventrikel turun dibawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Ketika ventrikel
berkontraksi, otot papilaris juga berkontraksi, menarik ke bawah korda
tendinae. Tarikan ini menimbulkan ketegangan didaun katup AV yang tertutup,
sehingga daun katup dapat tertahan dalam posisinya dan tetap menutup rapat
walau pun terdapat gradien yang besar ke arah belakang 3.
C.Histologi Jantung
Dinding
jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus. Dinding jantung
terdiri dari tiga lapisan 3:
·
Endokardium:
lapisan tipis endotelium suatu jaringan epitel yang melapisi bagian dalam.
Permukaannya diliputi endotel yang
bersinambungan dengan endotel pembuluh darah yang masuk dan keluar jantung.
Dibawah endotel terdapat lapisan tipis yang mengandung serat kolagen halus yang
membentuk lapisan subendotel. Lebih
kedalam terdapat lapisan yang lebih kuat mengandung banyak serat elastin dan
serat otot polos. Lapisan yang menyatu dengan miokardium disebut lapisan subendokardial yang terdiri atas
jaringan ikat longgar. Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah, saraf dan
sistem hantar jantung.
Endokardium membentuk katup
atrioventrikuler yang merupakan jaringan ikat fibrosa yang menyatu dengan
anulus fibrosus. Endokardiumnya lebih tebal pada permukaan yang menghadap
atrium daripada ventrikel dan lebih banyak mengandung serat elastin. Katup
dihubungkan dengan muskulus papilaris ventrikel oleh benang fibrosa disebut
korda tendinea.
·
Miokardium:
lapisan tengah yang terdiri dari otot jantung, membentuk sebagian besar dinding
jantung
·
Epikardium:
suatu membran tipis dibagian luar yang membungkus jantung berupa suatu membran
serosa.
D.Definisi Penyakit Jantung Rematik
Penyakit
Jantung Rematik adalah suatu kondisi dimana katup jantung terusak oleh infeksi
Streptoccocus Beta Hemoliticus Grup A yang disebabkan Penyakit Demam Rematik terdahulu1. Demam rematik adalah sindroma klinis akibat
infeksi Streptococcus Beta Hemoliticus grup A yang ditandai oleh kriteria Jones2.
Faktor
Predisposisi
·
Usia
Usia mempengaruhi insiden demam
rematik. Terbanyak pada usia 5-16 tahun. Berkurangnya imunitas dan seringnya
kontak dengan anak-anak lain memudahkan anak golongan umur tersebut mendapatkan
infeksi Streptoccocus.
·
Penderita
yang sudah mendapat serangan demam rematik
Penderita yang sudah pernah
mendapatkan serangan demam rematik cenderung rekuren. Dan serangan mengulangi
serangan sebelumnya.
·
Faktor
keluarga
Kembar monozigot lebih sering
terkena dibandingkan dizigot.
·
Lingkungan/
Overcrowded
Banyaknya orang dalam satu
lingkungan menentukan penyebaran infeksi seperti halnya rumah dan sekolah yang
terlalu padat.
E.Diagnosis
Diagnosis pada demam rematik memerlukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang teliti. Biasanya pasien datang dengan tanda-tanda
Karditis, disebabkan karena gejala-gejala poliartritis akan sembuh dengan
sempurna dalam beberapa minggu.
1.
Anamnesis
·
Infeksi
tenggorokan
ü apakah ada keluhan nyeri
menelan sebelumnya?
ü Apakah disertai gejala
batuk dan mata merah?
ü Adakah keluhan demam?
ü Adakah nyeri tekan pada
kelenjar leher?
·
Polartritis
ü Apakah ada bengkak yang
terjadi tiba-tiba pada sendi-sendi besar (lutut, pergelangan kaki atau tangan,
paha,lengan, siku dan bahu) sebelumnya?
ü Apakah bengkak pada sendi
simetris dan berpindah?
ü Apakah bengkak tersebut
disertai nyeri?
·
Karditis
ü Adakah sesak? Apakah
sesak dipengaruhi aktivitas? à dipsnoe on effort
ü Adakah sesak pada malam
hari? à
Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
ü Adakah sesak yang terjadi
pada posisi berbaring dan hilang pada posisi duduk? à orthopnea
ü Adakah nyeri dada?
Bagaimanakah sifat nyeri?
ü Adakah pembengkakan
(udem)?
·
Korea
ü Adakah gerakan-gerakan
yang tidak disadari?
ü Adakah kelemahan otot?
ü Adakah ketidakstabilan
emosi?
·
Eritema
marginatum
ü Adakah bercak kemerahan
yang tidak gatal?
ü Apakah bercaknya
seakan-akan menjauhi pusat lingkaran?
ü Apakah bercak
berpindah-pindah?
·
Nodul
Subkutan
ü Adakah teraba massa padat?
ü Apakah massa tersebut
tidak terasa nyeri, mudah digerakkan dari kulit di atasnya?
2.
Pemeriksaan Fisik
Status lokalis:
-
Sendi
à Poliartritis:
pada
inspeksi terlihat bengkak dan merah pada
sendi.
Pada
palpasi teraba hangat.
-
Jantung
à Karditis:
Pada
Auskultasi
§ apakah terdengar murmur
atau bising jantungà high pitch, blowing,
holosystoic/pansistolik, apical (mitral regurgirtasi)
pansistolik murmurà Pada
auskultasi hampir selalu ditemukan mur mur sistolik pada Regurgitasi mitral
akibat rematik. Murmur biasanya holosistolik, dimulai saat bunyi jantung
pertama,meliputi seluruh fase sistole,punktum maksimum di apeks menjalar ke
lateral kiri aksila dan ke punggung. Intensitas murmur biasanya sedang sampai
tinggi.yang jadi ciri Khas adalah intensitas murmur sama mulai dari awal sampai
Akhir.terjadi : pada katup yang terjadi defek,setelah bunyi jantung I(penutupan
katup mitral) tekanan left ventrikel lebih tinggi dari left atrium sehingga
terjadi regurgitasi dari LV ke LA,regurgitasi ini terdengar sebagai bising pan
sistolik.
Mid-diastolik murmuràbising
diastolic terdengar segera setelah katup mitral terbuka(OS) di mana arah
mengalir dari atrium kiri ke ventrikel kiri melewati katup sempit pada keadaan
tekanan atrium tinggi sehingga terjadi turbulensi dan terdengar sebagai
mid-diastolic murmur berfrekuensi rendah dan kasar, punktum maksimum di apeks.
Opening snapàkatup
mitral terbuka saat akhir isovolumetrik.Apabila daun katup kaku tetapi masih
mobile tekanan atrium kiri yang tinggi menyebabkan pembukaan mendadak dan
berbunyi dinamakan opening snap., pada keadaan normal pembukaan katup mitral
tidak berbunyi.tetapi jika katup tidak mobile karena terlalu kaku, OS tidak
ada.
S3àbunyi
jantung III biasa terjadi pada MI, terdengar sesudah pembukaan katup mitral pada
apeks, frekuensi rendah. S3 terjadi akibat fase pengisian cepat pada ventrikel
kiri dengan tekanan meningkat.hal yang sama terjadi pada ventrikel kanan dengan
Trikuspid insuf.
§ Takikardi à Denyut jantung diatas
normal. N: 60-100 x/menit
§ Third heart sound
§ Rales and edema
§ Pericardial friction rub
ü
Rales and edema
Rales are small clicking, bubbling, or rattling sounds
in the lung. They are believed to occur when air opens closed air spaces. Rales
can be further described as moist, dry, fine, and coarse.=ronkiàsuara tambahan pad suara napas yg disebabkan adanya
cairan eksudat/transudat/darah di dalam lumen bronchus.
ü
Pericardial friction rub
Suara tambahan disebabkan gesekan kedua permukaan
pleura(parietal dan visceral) yang menjadi kasar akibat peradangan. Terdengar
sepanjang fase inspirasi dan ekspirasi,kedengaran seperti suara sepatu kulit yg
masih baru.gejala patognomonik bagi acute pericarditis.pada PJR, reaksi silang
juga terjadi di pericardium parietal sehingga menjadi menebal dank erasàbergesek dengan visceral menimbulkan suara friction
rub.
-
Korea
Inspeksi
à gerakan yang tidak
disadari
Palpasi
à kelemahan otot: ketidak
mampuan memegang/ menggapai tangan
-
Eritema
Marginatum
Inspeksi
à ada atau tidaknya
kemerahan yang ditengahnya pucat, makular, serpiginous pattern
Palpasi
à kemerahan akan
menghilang pada penekanan
-
Nodul
Subkutan
Inspeksi
à ada/ tidaknya massa
Palpasi
à tidak nyeri, mudah
digerakan dari dasarnya
3.
Pemeriksaan Penunjang
-
Laboratorium
§ Kultur tenggorok à fase akut, tidak
sensitif
Streptococcus B hemolyticus
• Dalam agar darah :
Koloni keabuan
Translucent, diameter 1 – 2 mm,
dikelilingi halo tdk berwarna, transparant akibat disolusi sel-sel darah merah.
Gram (+)
§ ASTO (antibody
Streptoccocus Titer O) dan Antistreptoccocal DNAse B (ADB) test à terbentuknya
antibodi-antibodi ini sangat dipengaruhi umur dan lingkungan. Titer ASTO (+)
> 210 Todd pada orang dewasa dan > 320 Todd pada anak-anak. Sedangkan ADB
(+) >120 pada orang dewasa dan > 240 pada anak-anak. Antibodi ini dapat
terdeteksi pada minggu kedua-minggu ke tiga setelah fase akut DR atau 4-5
minggu setelah infeksi kuman SGA di tenggorokan5.
• Mengeluarkan toxin + enzyme terjadinya antibody,
tetapi tdk menyebabkan imunitas
• Pengukuran antibody mendeteksi
infeksi strept. Yg baru/ blm lama terjadi (ASO)
• Strept, tdk bermigrasi dari pharynx ke jantung atau
sendi-sendi. Tidak ada penyebaran kuman
diseluruh tubuh.
§ Acute-phase reactants,
Erythroscyte Sedimentation Rate (ESR) and C-reactive protein (CRP) à non-spesific tapi
berguna untuk memonitoring perjalanan penyakit.
§ Blood culture à menyingkirkan diagnosis
banding: septic bakeremia, infective endocarditis and disseminated gonococcal
infections.
§ Rheumatoid Factor à menyingkirkan Rheumatoid
arthritis
-
Imaging
§ Chest Radiography à cardiomegaly and CHV
karena karditis
§ EKG1 à PR interval memanjang
(AV blok derajat I) dan mitral valvular stenosis. AV blok derajat II dan III
mungkin terjadi dan Aortic valvular à jarang
PR
Interval normal:
–
Jarak
antara permulaan P sampai dengan permulaan QRS
–
Normalnya
0,12-0,20 detik
–
Bila
PR <0,12, hantaran dipercepat
–
Bila
PR >0,20, terjadi blok di AV
-.Normal
PR interval
-. Pemanjangan
PR interval
Mayor
Criteria
|
Minor
Criteria
|
Supporting Evidence of Strep.
Group A
|
Poliartitis
|
Arthalgia
|
Positive throat culture
or rapid antigen test
|
Carditis
|
Fever
|
Elevated or rising
streptococcal antibody titer
|
Chorea
|
Elevated ESR/CRP level
|
|
Erythema marginatum
|
Prolonged PR interval
|
|
Subcutaneous nodules
|
Jones Criteria (1992) dua gejala mayor atau
satu gejala mayor dengan dua gejala minor + adanya bukti infeksi streptoccocus
Beta Hemoliticus grup A.
F.Epidemiologi
Meskipun individu-individu segala umur dapat
diserang oleh DR akut, tetapi DR banyak terdapat pada anak-anak dan usia muda
(5-15 tahun). Ada dua keadaan terpenting dari segi epidemiologi pada DR akut
yaitu kemiskinan dan kepadatan penduduk. Dinegara-negara tropis dan sub tropis
masih terlihat peningkatan yang agresif seperti kegawatan karditis dan payah
jantung yang meningkat. Insiden yang tinggi dari karditis adalah pada anak muda
dan terjadinya kelainan katup jantung adalah sebagai akibat dari kekurangan
kemampuan untuk melakukan pencegahan sekunder DR dan PJR. DR dan PJR adalah
penyebab utama kematian penyakit jantung untuk usia dibawah 45 tahun.
G.Etiologi
Infeksi streptococcus Beta
Hemoliticus grup A. Infeksi bakteri ini biasanya menyebabkan Faringitis dan
sebagian kecil infeksi pada kulit (pioderma). Tidak semua Streptococcus Grup A
dapat menyebabkan Demam rematik, serotype seperti M type 4,2,12. 1
Streptococcus beta hemolyticus dikenali oleh karena
morfologi koloninya dan kemampuannya untuk menimbulkan hemolisis. Sel ini
terdiri dari sitoplasma yang dikelilingi oleh tiga lapisan membran, yang
disusun terutama dari lipoprotein. Diluar membran sitoplasma adalah dinding
sel, terdiri dari tiga komponen:
1.
Komponen
bagian dalam adalah peptigoglikan yang memberi kekakuan dinding sel.
2.
Polisakarid
dinding sel atau KH spesifik grup. KH ini terbukti memiliki determinan antigenik
bersama dengan glikoprotein pada katup jantung manusia.
3.
Komponen
ketiga terdiri dari mosaik protein yang dilabel sebagai protein M yakni antigen
spesifik tipe dari streptococcus grup A. adanya protein M ini menghambat
fagositosis.
Streptocoocus menghasilkan sejumlah enzim
ekstraseluler, termasuk dua hemolisisn atau streptolisin S yang stabil pada
oksigen, serta streptolisin O yang labil terhadap oksigen.
H.Patogenesis dan Patofisiologi
Demam Rematik
Terjadi reaksi imun yang abnormal
oleh tubuh terhadap antigen Streptococcus Beta Hemoliticus Grup A. Strept, tdk bermigrasi dari pharynx ke
jantung atau sendi-sendi. Tidak ada penyebaran kuman diseluruh tubuh. Terdapat immunological cross reaction antara
membrane sel streptococcus dan sarcolemma miokard.
Diperkirakan terdapat suatu kemiripan antara antigen
bakteri dengan sel jantung pada manusia (antigenic mimicry). Pada penyelidikan
ditemukan dua hal :
1.
Adanya
persamaan antara kabohidrat dari streptococcus grup A dengan glycoprotein dari
katup jantung.
2.
Terdapat
persamaan molekuler yaitu: streptococcal M.Protein dengan sarcolema* sel
miocard pada manusia.
Dua teori dasar lainnya untuk menjelaskan terjadinya
ARF dan jaringan parut di target organ terdiri dari :
1.
Efek
toksik yang dihasilkan oleh ektrasellular toksin dari Strep. Grup A di target
organ seperti myocardium, valves, synovium, and brain.
2.
Respon
imunitas yang abnormal untuk komponen strep. Grup A. Molecular mimicry dimana
respon imun gagal membedakan epitop (gen) dari strep. Grup A dengan jaringan tertentu
dari penderita (jaringan ikat).
I.Perjalanan Penyakit
Masa
laten infeksi Streptococcus dengan munculnya DR akut cukup singkat bila ada
artritis dan eritema marginatum. Dan akan lebih lama jika gejala klinisnya
disertai korea, sedangkan karditis dan nodul subkutan diantaranya. Lamanya DR
akut jarang melebihi 3 bulan. Tetapi bila ada karditis yang berat biasanya
klinis DR akut akan berlangsung 6 bulan atau lebih. (Taranta, 1964. Majeed,
1992: gejala karditis akan ditemukan pada tiga bulan pertama dari 93 % pasien
DR akut.( McIntosh dkk,1935. Rosentha, 1968)
Perjalanan
alamiah D.R. :
•
Fase infeksi : S.B.H group A pd nasopharynx
•
Fase laten
: ( 1 – 3 minggu sesudah infeksi )
demam menurun manifestasi
klinis lain menurun ,
biakan SBH (-).
•
Fase rematik akut :
Manifestasi klinis bervariasi :
–
Carditis ringan
–
Carditis berat dng gagal
jantung 2 – 3 bulan.
–
Polyarthritis migrans
•
Fase akhir :
Fase tenang atau inaktif (semua tanda-tanda aktif
menurun)
J.Diagnosis Differensial
§ Arthritis Rheumatoid
Poliartritis pada anak-anak
dibawah 3 tahun atau lebih sering pada artritis reumatoid, biasanya terjadi
secara bersamaan pada sendi-sendi, simetris, tidak bermigrasi, kurang berespon
terhadap preparat salisil dibandingkan dengan artritis pada DR. Apabila sakit
bertahan lebih dari 1 minggu meskipun sudah diberi salisil + reumatoid faktor
(+) à
diagnosis ke arah artritis reumatoid.
§ Sickel cell Anemia/
leukemia
Terjadi pada anak dibawah 6
bulan. Adanya penurunan Hb yang significant (< 7 g/dL). Leukositosis tanpa
adanya tanda-tanda radang. Peradangan pada metatarsal dan metakarpal.
Splenomegali. Pada perjalanan yang kronis à kardiomegali. Diperlukan
pemeriksaan pada sumsum tulang.
§ Artritis et causa infeksi
Memerlukan kultur dan gram dari
cairan sendi.
§ Karditis et causa virus
Terutama disebabkan oleh coxakie
B dengan arbovirus dapat menyebabkan miokarditis dengan tanda-tanda
kardiomegali, aritmia dan gagal jantung. Kardiomegali à bising sistolik (MI).
Tidak terdapat murmur. Perikarditis akibat virus harus dibedakan dengan DR
karena pada virus disertai dengan valvulitis.
§ Keadaan mirip chorea
Multiple tics à merupakan kebiasaan,
berupa gerakan-gerakan repetitif.
Cerbral palsy à gerakannya lebih pelan
dan lebih ritmik. Anamnesa: kelumpuhan motorik yang sudah dapat terlihat
semenjak awal bulan. Keterlambatan perkembangan.
Post ensefalitis à perlu pemeriksaan lab
lebih lanjut, etiologi yang bermacam-macam. Gejala klinis berupa: kaku kuduk,
letargi, sakit kepala, muntah-muntah, photofobia, gangguan bicara, kejang, dll.
§ Kelainan kongenital
Kelaninan kongenital yang
tersering pada anak-anak ialah VSD (ventrikel septum defect) dan ASD (atrium
septum defect).
Gambaran klinis yang mendasari:
-
Adanya
kesamaan pada pemeriksaan fisik dimana didapatkan bising pansistolik murmur
dengan punctum maksimum disela iga III-IV parasternal kiri.
-
Adanya
keluhan sesak napas ß akibat gagal jantung
Untuk menyingkirkan diagnosis
banding ini diperlukan anamnesis yang teliti terhadap tumbuh kembang anak.
Biasanya berat badan anak menurun (pada kasus berat) dan terdeteksi dini anak
lebih kecil ( < 1 thn).
K.Terapi
Prinsip penatalaksanaan:
1.
Tatalaksana
infeksi streptococcus
< 6
thn Benzatine penicilline 600.000 U 1 M
> 6
thn Benzatine
penizilline 1,2 juta U 1 M
Dewasa Penicilline 500.000 U 2 kali. Sehari 10 hari ,oral
Sensitif terhadap penicilline
< 6 thn Erythromycine 4 x 125 mg oral, 10 hari
> 6 thn
Erythromycine 4 x 250 mg oral, 10 hari
2.
General
treatment
Anti inflamasi: salisilat obat
terpilih. Steroid adalah obat pilihan kedua dimana salisilat gagal.
Klinis Obat Dosis
§ Tanpa
karditis Aspirin
100 mg/kg/hari,
Atau
Karditis, 2
minggu, oral
Kardiomegali
(-)
§ Karditis,
kardio Prednison 2 mg/kg/hari
Megali dng gagal (max
60 mg/hari
Jantung selama
2 minggu kurangi aspirin 75 mg/kg/hari
setelah 2 minggu diteruskan 6 minggu
4 x sehari oral
Terapi korea à konservatif: valproic
acid, imunnoglobulin, steroid
3.
Cardiac
management
Bed rest à pada pasien karditis
-
Tanpa karditis: istirahat
ditentukan 2 minggu
mobilisasi
berharap 2 minggu
-
Karditis kardio megali (-): istirahat ditentukan 4
minggu
mobilisasi bertahap 4 minggu
-
Karditis kardio Megali: istirahat ditentukan 6 minggu
mobilisasi berharap 6 minggu
-
Karditis + gagal Jantung: istirahat ditentukan
selama ada gagal jantung.
Mobilisasi
bertahap 3 bulan
4.
Profilaksis
golongan penisilin
Diberikan menyusul eradikasi:
-
Benzatin
penisilin G 1,2 juta U i.m/ 4 atau 3 minggu à resiko tinggi rekuren
-
Penisilin
V 2x500 mg oral
-
Sulfadiazin
1 g/ hr oral
Profilaksis sekunder tidak
dihentikan pada penderita PJR dengan riwayat sering rekuren dalam waktu 10
tahun setelah mendapatkan serangan demam rematik.
L.Prognosis
Prognosis demam rematik tergantung teratasi atau
tidaknya infeksi Streptococcus Beta Hemoliticus grup A dan pengobatan
pencegahan.
-
Ad.Vitam: tergantung berat ringannya karditis.
-
Ad.Sanasionam:
3 % akan terjadi didaerah wabah faringitis dan 15% terjadi pada pasien yang
pernah mendapat serangan demam rematik sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi
kekambuhan ialah faktor imun dan gejala sisa penderita.
-
Ad.Fungsionam:
dikhawatirkan akan menjadi gagal jantung jika penyembuhan dan pencegahan
rekurensi tidak adequat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar